A.
Pengertian
Hujan asam
diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6)
karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan
memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat
bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
hujan asam ditemukan pada tahun 1852, baru
pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan penelitian mengenai fenomena
ini. Mereka mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.
B.
Penyebab
Terjadinya Hujan Asam
Secara alami
hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas
hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit
tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama
amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan
terdeposit ke tanah.
Pada dasarnya
hujan asam disebabkan oleh dua polutan udara yaitu Sulfur Dioksida (SO2) dan
Nitrogen Oksida (NOx) yang mana keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
C. Proses Terbentuknya Hujan Asam/ Acid
Rain
Senyawa SO2 dan NOx kemudian akan terkumpul di
udara dan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah
larut sehingga jatuh bersama air hujan.
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
Bukti terjadinya
peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat turunnya
kadar pH sejak Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain
diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam.
Sejak dimulainya
Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer
turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu
bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di
area industri kadang-kadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka.
Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang
utama hujan asam.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan
populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan
cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam
penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke
sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali,
hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah
pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan.
Besarnya oksida nitrogen yang dilepaskan antara 20-90 juta ton tiap
tahunnya dari alam dan sekitar 24 juta ton diantaranya berasal dari aktivitas manusia.
D.
Dampak Hujan Asam
Sifat asam
dalam hujan yang dikarenakan CO2 di udara larut pada air hujan dapat
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang berguna bagi tumbuhan dan
binatang. Namun jika kadar keasaman ( Ph ) air hujan terlalu rendah maka hal
tersebut dapat menyebabkan hujan asam. Pada hujan asam, kadar Ph biasanya
sekitar 2 hingga 3 saja.
Air hujan yang asam tersebut akan mengganggu
keseimbangan ekosistem karena memberikan dampak buruk bagi lingkungan biotik
dan abiotik, diantaranya :
1. Danau
Zat asam yang berlebihan pada danau dapat mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan
terutama plankton dan invertebrate. Jika Ph air danau kurang dari 5 maka lebih
dari 75% spesies ikan akan hilang.
2. Tumbuhan dan Hewan
Hujan asam yang larut bersama nutrisi di tanah dapat menjadi racun bagi
tumbuhan pada saat nutrisi tersebut diserap dan hendak di jadikan sumber
makanan melalui proses fotosintesis sehingga hal ini akan menghambat pertumbuhan
dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang
penyakit, kekeringan dan mati. Spesies hewan tanah pun memiliki ambang
toleransi terhadap hujan asam sehingga mereka dapat mati karena perubahan
lingkungan yang ekstrim.
3. Kesehatan manusia
Partikel halus sulfur dapat mengikat di paru- paru pada saat proses
pernafasan berlangsung. Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pernafasan.
Selain itu senyawa sulfat dan nitrat yang mengalami kontak langsung dengan
kulit dapat menyebabkan terjadinya kanker kulit.
4. Korosif
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material
seperti batu kapur, pasir besi, marmer, batu pada diding beton serta logam.
Oleh karena itu kita harus melakukan upaya untuk mencegah timbulnya hujam asam
yang dapat pula merusak bangunan tua serta monument seperti candi dan patung.